Jumat, 13 Maret 2015

Pengelolaan Mangrove Optimalkan Perolehan Akreditasi Unila


Adm.News - Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Lampung (LPPM Unila) Dr. Eng. Admi Syarif optimistis institusinya mampu mengoptimalkan capaian peringkat akreditasi institusi. Satu hal yang membuatnya optimistis adalah keunggulan Unila dalam hal pengelolaan lahan hutan mangrove di Desa Marga Sari, Lampung Timur.

Di ruang kerjanya kemarin, Admi mengatakan, pada saat tim asesor Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Tinggi (BAN-PT) berkunjung ke Unila, satu hal penting yang ditanyakan adalah bagaimana kesiapan Kampus Hijau merealisasikan visi misinya menuju sepuluh perguruan tinggi terbaik nasional di 2025. “Untuk menuju ke sana tentu Unila harus memiliki keunggulan atau paling menonjol yang tidak dimiliki perguruan tinggi lain,” ujarnya.

Berdasarkan Pola Ilmiah Pokok (PIP) Unila yakni lahan kering dan kearifan lokal, maka salah satu keunggulan Unila yang paling menonjol adalah pengelolaan Lampung Mangrove Center (LMC). “Pengelolaan hutan mangrove Unila saat ini terus berkembang. Bahkan berdasarkan data pusat studi, luas lahan yang kita kelola sudah mencapai 1.200 hektare,” katanya.

Hutan mangrove tersebut, lanjutnya, sudah diserahterimakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lampung Timur kepada Universitas Lampung dan telah dikelola melalui Pusat Studi Mangrove lebih dari enam tahun terakhir. “Selama dalam pengelolaan Unila, hutan mangrove ini memiliki banyak kegunaan. Mulai dari keperluan riset, pengabdian masyarakat, pemberdayaan masyarakat, hingga upaya pelestarian lingkungan atau sustainability ecosystem,” imbuhnya.

Riset sustainability ecosystem mangrove, kata Admi, adalah hal penting karena hutan bakau tersebut merupakan salah satu pusat biota laut. Unila menurutnya telah melakukan penelitian intensif terkait sustainability ecosystem biota laut hutan mangrove. Salah satunya adalah melakukan kerja sama dengan JICA Agency dari Jepang untuk mengamati ekosistem di sana, terutama burung. “Dalam program ini kita membangun tower pengamatan setinggi delapan meter hingga 16 meter,” paparnya.

Admi juga menambahkan, Unila melakukan kerja sama dengan Saga University asal Jepang. Bahkan setelah melakukan penelitian mangrove, mereka berani mengklaim bahwa pengelolaan mangrove oleh Unila di Lampung Timur merupakan yang terbaik di Indonesia. “Hal itu mereka katakan setelah melakukan penelitian serupa pada beberapa tempat yang berbeda seperti Medan, Riau, Bali, dan Palembang,” pungkasnya.
 
Sumber: unila.ac.id

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Karya Tulis dan Info Lomba