Selasa, 14 April 2015

Seminar Sehari: Langkah Konkret Kesejahteraan Rakyat Melalui Koperasi

 

Adm.News - Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung (FISIP Unila) bekerja sama dengan Jaringan Prodemokrasi menggelar seminar sehari Demokrasi Substansial Menuju Kesejahteraan Rakyat: HGU Untuk Koperasi Rakyat, Langkah Konkret Mensejahterakan Rakyat. Kegiatan dihelat di Aula FISIP Unila, Kamis (9/4) lalu.

Dalam sambutannya Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Unila Dr. Eng. Admi Syarif, mewakili Rektor mengatakan, persoalan tanah dan pertanian merupakan isu yang strategis dan sangat potensial, khususnya di wilayah Indonesia dan Provinsi Lampung.

Lampung, kata dia, merupakan salah satu provinsi yang memiliki keunggulan di bidang pertanian. Ironisnya, jumlah petani semakin berkurang seiring dengan minimnya lahan pertanian. Menurut Admi, kini petani bukan lagi profesi yang menarik di perdesaan.

Kondisi itu sangat miris manakala Lampung digadang-gadang menduduki posisi ketiga di dunia khususnya untuk produksi nanas, nomor tujuh untuk produksi padi, dan nomor satu untuk produksi singkong di Indonesia, tetapi rata-rata luas lahan pertanian yang dikelola tidak kurang dari seperempat hektare untuk satu petani.

“Kita bandingkan dengan Jepang yang mengolah 17,5 hektare, Amerika Serikat mengelola 25 hektare, dan Australia seluas 12 hektare rata-rata per kepala keluarga per petani. Karena itu kita memang perlu berdiskusi banyak tentang isu ini, khususnya hak guna usaha untuk petani sehingga bisa menjadikan petani kita ke depan lebih maju lagi serta mengembalikan petani sebagai profesi yang membanggakan,” imbuhnya.

Noer Fauzi Rachman yang menjadi pemateri dalam seminar bertajuk “Mengembalikan Profesi Petani Sebagai Profesi yang Membanggakan” ini memaparkan, kesempatan kerja di sektor pertanian semakin menyempit dari tahun ke tahun dibanding dengan mereka yang membutuhkan pekerjaan ini. Minat bekerja pada bidang pertanian juga semakin menipis.

Banyak sekali lapisan orang miskin di pedesaan itu, mayoritas yang tidak bertanah dan tidak bisa menikmati sekolah tinggi harus mengambil risiko pergi ke luar desa untuk mendapatkan pekerjaan melalui kerja migran di kota provinsi hingga luar negeri.

Menurut Noer Fauzi, cara pembentukan system produksi kapitalis khususnya akibat-akibat dari perluasan konsensi-konsensi proyek pertambangan, kehutanan, perkebunan, infrastruktur, dan lainnya merupakan sisi gelap dari sistem pertanian di negara ini. Produktivitas rakyat yang hidup di sistem-sistem produksi yang akan dihancurkan oleh sistem produksi kapitalistik yang baru ini sesungguhnya diabaikan dan sama sekali tidak diperhitungkan dan dihargai.

Sisi gelap ini berusaha disembunyikan dari cerita-cerita publik, lebih-lebih di kantor pemerintah. Sebaliknya kebijakan dan fasilitas pemerintah diarahkan untuk mempermudah para perusahaan raksasa bekerja untuk memperbesar kapasitas produksi komoditas-komoditas global, mensirkulasikannya, dan menjualbelikan sedemikian rupa sehingga menghasilkan keuntungan dan penumpukan kekayaan.
 
Sumber: unila.ac.id

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Karya Tulis dan Info Lomba