Adm.News - Lembaga penelitian Universitas lampung (Lemlit Unila) berencana
meluncurkan program ’10 Buku Bedah Ilmu’ pada 23 Desember mendatang.
Kegiatan ini diharapkan menjadi solusi kurang produktifnya para dosen
menghasilkan berbagai buku teks ajar maupun literatur.
Menurut Ketua Lemlit Unila Dr. Eng. Admi Syarif, program tersebut
berupa pemberian fasilitas pencetakan 10 judul buku bagi para dosen.
Kegiatan ini akan terselenggara atas kerja sama Lemlit Unila dan
perusahaan percetakan nasional yakni PT Graha Ilmu, berpusat di
Yogyakarta.
“Kita akan menyeleksi 10 buku hasil karya dosen Unila untuk
diterbitkan. Kesempatan akan kita buka bagi seluruh dosen di delapan
fakultas yang ada. Untuk bisa diterbitkan, naskah buku harus memenuhi
standar penulisan yang telah ditetapkan oleh pihak percetakan,” ujar
Admi di ruang kerjanya.
Hebatnya, sambung Dosen Ilmu Komputer FMIPA Unila itu, ke-10 buku itu
akan dicetak dan disebarluaskan di seluruh toko buku di Indonesia.
Dengan demikian karya intelektual dosen Unila berupa buku, bisa menjadi
literatur pembelajaran bagi akademisi, praktisi, hingga masyarakat luas.
Admi optimistis, hal itu akan tercapai mengingat PT Graha Ilmu yang
memiliki 14 kantor cabang per provinsi dan di tiap kabupatennya bisa
mencapai 33 toko. Dengan demikian akan mudah menemukan buku karya dosen
Unila di took-toko buku yang ada.
“Dengan program ‘10 Buku Bedah Ilmu’ hasil pemikiran para dosen Unila
akan go nasional. Tentu ini akan menjadi sangat membanggakan karena
sejak Unila berdiri 23 September 1965, program ini menjadi sensasional
dengan tercapainya penjualan buku Unila secara nasional.”
Ia menambahkan, hingga kini secara kumulatif Unila baru mencetak buku
dengan jumlah yang minim dengan kisaran masih kurang dari 10 karya.
Makanya karya buku dosen ini tidak pernah menyentuh toko buku meski
kelasnya masih lokal. Itu karena produksi buku Unila sifatnya internal
yakni dicetak hingga dipergunakan oleh kalangan internal sivitas
akademika Unila.
“Sejauh ini penerbitnya hanya skala lokal, dicetak dalam jumlah
sedikit, dan tidak ada distribusi berkelanjutan di luar pangsa pasar
Unila. Penerbit kita belum ada jaringan di sekitar sini saja dan belum
menyebar luas hingga kebanyakan orang di luar sana,” ucapnya.
Ke depan, Lemlit akan meningkatkan produktivitas penulisan buku dosen
dengan menggratiskan 300 unit eksemplar buku tercetak dan dalam pertama
kalinya dosen pemilik buku akan mendapatkan hak royalti dari hasil
karya bukunya yang terjual.
Sumber: unila.ac.id
0 komentar:
Posting Komentar