Hari Anti Korupsi Internasional ( HAKI )
Cermin ; Refleksi Diri “Si Latah”
Cermin ; Refleksi Diri “Si Latah”
Tanggal 9 Desember 2003 yang disepakati sebagai Hari Anti Korupsi Internasional. PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) bersepakat untuk mengadakan sebuah Konvensi Anti Korupsi di Meksiko. Konvensi tersebut melambangkan semangat dunia dalam memberantas Korupsi.
Riuh peringatan Hari Anti korupsi Internasional tak kalah semaraknya dengan perayaan hari – hari besar ke agamaan sekalipun, Pemerintah acap kali menyelenggarakan upacara tahunan hingga festival besar-besaran yang memakan waktu dan biaya yang tentunya tidaklah sedikit. Berbeda dengan pemerintah, Hari Anti Korupsi Internasional di kalangan masyarakat dan mahasiswa kerap kali di warnai dengan aksi aksi demonstrasi dengan melakukan pengerahan massa dalam skala kecil hingga besar. Maupun ikut serta dalam rangkaian kegiatan festival Hari Anti Korupsi.
Namun di balik riuh dan meriahnya perayaan Hari Anti Korupsi Se-dunia pernahkah kita sejenak berkaca untuk melihat refleksi diri kita. Kita kerap kali latah, ketika melihat pejabat korupsi kita geram, di hukum penjara beberapa tahun kita tidak puas, kita menuntut sanksi yang seberat-beratnya bagi setiap pelaku tindak korupsi, bahkan hingga berdemonstrasi menutut agar pelaku tindak korupsi di hukum mati, dimiskinkan, atau diberikan sanksi sosial dengan label pencuri, maling atau musuh negara.
Sayangnya manusia tetaplah manusia, makhluk sosial dengan segenap emosionalnya. Ketika dosa dan kejahatan dilakukan oleh orang yang dekat dengan kita, atau yang pernah berjasa dengan kita, atau paling tidak yang kita hormati, kita cenderung melunak dan melempem, bahkan acap kali lupa diri dan tiba-tiba menjadi pembela, mendadak meneriakkan HAM, simpati, empati dan mengemis rasa kasihan pada semua orang agar turut memaklumi dan memaafkan. What happened to us ? kita mengkritik politisi yang pragmatis dan oportunis tapi kita bertindak hampir tiada bedanya.
Hal paling bijak adalah membenarkan yang benar dan menyalahkan yang salah. orang cerdas yang ragu pada benar dan salah akan membuat dunia ini kacau. Hal yang terbaik adalah mengambil pelajaran, dan mencamkan apa yang telah terjadi. Karena Kesialan dalam berbuat dosa adalah keberuntungan dalam memperbaiki diri. Sehingga Hari Anti Korupsi tidak hanya menjadi ritual tahunan, tapi dijadikan sebagai sebuah momentum perbaikan kualitas mental bangsa.
Oleh:
Alfajar (Adm Negara 012)
0 komentar:
Posting Komentar