Adm.News - Universitas Kyoto, Jepang, menggandeng Universitas Lampung (Unila)
untuk menjajaki kerja sama dalam bidang penyediaan ketahanan pangan
dunia. Dengan digandengnya Unila, diharapkan mampu mengatasi pemenuhan
kebutuhan pangan dunia yang diperkirakan akan habis 2050 nanti.
Demikian diungkapkan Chairman of International Program Graduate
School of Agriculture Universitas Kyoto Prof. Noishi Kondo usai
menggelar presentasi di ruang sidang lantai II Rektorat Unila, Senin
(20/10) lalu.
Dalam presentasi yang berlangsung mulai pukul 09.00 WIB hingga pukul
12.00 WIB tersebut Prof. Noishi Kondo mengatakan, Universitas Kyoto juga
sudah menjalin kerja sama serupa dengan ITB, UI, Universitas Brawijaya,
IPB, Universitas Airlangga, dan UGM. Pihaknya merasa tertarik untuk
bekerja sama dalam bidang pertanian karena penduduk Indonesia tergolong
tinggi dalam mengonsumsi beras.
Noishi menjelaskan, saat ini populasi dunia sudah mencapai 7 miliar
orang. Saat 36 tahun mendatang jumlah penduduk dunia bisa mencapai 9
miliar orang dan tentu hal itu akan berbanding lurus dengan kebutuhan
pangan yang semakin menipis.
Dipilihnya Unila sebagai partner kerja sama bidang pertanian
dikarenakan kampus dan lahan di Lampung sangat cocok. Kerja sama dalam
hal penyediaan pangan dunia ini akan menjadi yang pertama di Sumatera.
Sinergi antara sumberdaya manusia, lahan, praktisi dengan penerapan
teknologi dari Kyoto sangat cocok bila dikembangkan.
“Itu alasan utama direncanakannya kerja sama ini yang nantinya akan
diarahkan untuk menjamin ketersediaan pangan kita. Kita memiliki
biotensing laboratory agriculture (pertanian) yang difokuskan pada
budidaya tanaman pangan,” kata Noishi saat menggelar jumpa pers di ruang
Wakil Rektor IV.
Wakil Rektor IV Bidang Perencanaan, Kerja Sama, Teknologi Informasi
dan Komunikasi (PKTIK) Unila Prof. John Hendri menanggapi, kerja sama
ini di masa yang akan datang dapat sangat menguntungkan Lampung dan
Indonesia karena dapat ke luar dari kebutuhan pangan yang semakin
menipis.
Dalam kesempatan ini Universitas Kyoto menawarkan program akademi “Special Course in Agricultural Sciences“. Program dari Graduate School of Agriculture
Universitas Kyoto ini diperuntukkan bagi mahasiswa internasional S-2
dan S-3 ini akan memberikan kesempatan kepada peserta untuk meningkatkan
kapasitas kemampuan meneliti dengan perspektif internasional dalam hal
hidup keseharian, makanan, dan lingkungan. Perkuliahan akan diberikan
dalam bahasa Inggris jadi peserta tidak harus mutlak bisa bahasa Jepang.
Tak hanya Universitas Kyoto, kerja sama ketahanan pangan juga
dikembangkan lewat komparasi internasional dengan 7 Universitas di
Jepang seperti Universitas Yokohama, Universitas Tokyo, Universitas
Todai, Univeritas Ghifu, Universitas Toyohasi, dan Universitas Kansai.
Selain itu kerja sama global juga dikembangkan dengan berbagai
universitas lain di Ceko, Turki, Malaysia, Australia, Amerika, hingga
Perancis.
Usai menggelar jumpa pers, Prof Noishi Kondo mengadakan Kuliah Umum
(Stadium General) di Fakultas Pertanian (FP Unila) dan Jurusan Teknik
Pertanian khususnya. Kegiatan dihelat di Aula FP Unila mulai pukul
13.00WIB dan dibuka resmi oleh Dekan FP Unila yang diwakili oleh Wakil
Dekan II Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.S.
Di hadapan ratusan mahasiswa, dosen dan para undangan, Prof. Naoshi
Kondo menyampaikan kuliah umum dengan judul “Current Technologies on Bio
Sensing Engineering and Implementation of Asian Advanced Agriculture
Technologies”. Acara dimoderatori oleh Dr. Diding Suhandi, S.TP., M.Agr.
Kegiatan dilanjutkan dengan tukar menukar cinderamata.
Sumber: Unila.ac.id
0 komentar:
Posting Komentar