Adm.News - Dua mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Lampung (FT Unila) wakili
Lampung dalam kompetisi robot internasional, World Robot Olympic (WRO)
2014 di Sochi, Rusia, pada 21-23 November. Keduanya berasal dari Jurusan
Teknik Elektro Unila yakni Windu Nur Hardianto Adhitya Oktaviadra.
’’Pada kompetisi yang menggunakan Lego Mindstorms ini, kami
menampilkan bagaimana cara merancang prototipe roket dan muatannya.
Penetapan tipe ini sesuai dengan tema yang diusung dalam WRO tahun ini
yakni “Robot and Space,” ujar Windu.
Mahasiswa Teknik Elektro semester V ini mengatakan, saat ini tim
robotik FT Unila sudah selesai menyusun program, mekanika, hingga bahan
presentasi yang dikemas dalam dalam bentuk banner, backdrop, hingga
brosur. Ia mengatakan, persiapan tim Unila dalam ajang yang diikuti 56
negara ini cukup singkat, hanya dilakukan dalam kurun waktu 1,8 bulan.
Indonesia mengikutkan 7 tim pada ajang WRO 2014 ini. Tim robotik
Unila akan terjun dalam kategori reguler sedangkan 6 tim lainnya akan
mengikuti kelas di tingkat universitas dan SMA. Menurut Windu,
persaingan dalam kompetisi ini terbilang berat karena mereka harus
menghadapi hampir 60 negara yang mana setiap negara boleh menigirimkan
maksimal 20 tim.
Dan timnya menargetkan masuk delapan besar. Hal itu bukan tanpa
alasan. Aditya dan dirinya kerap mendulang prestasi di bidang robotik.
Salah satunya dengan menyabet juara 2 Indonesia Robotic Olympiad (IRO)
2013. Ditambah lagi dengan bimbingan tiga dosen FT Elektro Unila.
“Pengalaman kemarin cukup memberikan gambaran bagi kami mengevaluasi
kekurangan yang ada. Lewat proses persiapan optimal ditambah dengan
semangat luar biasa kita akan coba tembus target itu,” ujar Windu
optimistis.
Ketua program studi (kaprodi) FT Elektro Unila Yuliarto Raharjo,
S.T., M.T., menambahkan, perwakilan robotik Unila punya peluang besar
untuk meraih target. Hal itu lantaran tim cukup menguasai teknik
perakitan, program, bahan, waktu, materi presentasi, hingga aplikasi.
Meskipun dalam presentasi nanti kemampuan bahasa Inggris kedua anak
didiknya belum maksimal namun bisa ditanggulangi dengan bantuan
penerjemah dari tim lego Indonesia.
“Melalui mereka, kita punya mimpi mendunia. Termasuk setelah ini kita
akan ikut Asian Broadcasting United (ABU) Robotic dan Kontes Robot
Indonesia (KRI). Ajang seperti ini istimewa. Selain bisa berkompetisi di
tingkat dunia, mereka memahami konsep aplikasi perkulihan di kampus
mulai dari segi kegunaan hingga pengembangan produk,” tukasnya.
Sumber: unila.ac.id
0 komentar:
Posting Komentar