Adm.News - Kinerja Ombudsman RI dalam mengawasi meladministrasi yang kini marak
terjadi di institusi pemerintahan dinilai belum optimal. Itulah yang
melatarbelakangi mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Lampung (FH Unila)
menggelar Focus Group Discussion (FGD) untuk saling berbagi dan member
masukan kepada mereka.
Ditemui usai pertemuan dengan Ombudsman Lampung di ruang perkuliahan
FH Unila, Selasa (23/12), akademisi Unila Dr. Rudy menjelaskan, sebagai
lembaga pengawasan dan penindakan maladministrasi dalam pelayanan
public, Ombudsman hingga saat ini belum melakukan sosialisasi secara
optimal.
Hal ini terbukti dengan masih banyaknya masyarakat yang belum
mengetahui Ombudsman. “Bahkan bagi yang sudah tahu juga belum memiliki
rasa kepercayaan, mengingat belum ada prestasi yang menggembirakan.
Pasalnya dari 182 kasus yang ditangani Ombudsman selama 2014 belum ada
kejelasan dan penyelesaian,” ujarnya.
Lain halnya dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang dikenal
karena setiap kegiata dan hasil pemeriksaan selalu disosialisasikan
kepada masyarakat. Salah satunya melalui media massa. Sehingga wajar
timbul kepercayaan dari masyarakat kepada lembaga antirasuah itu.
Karenanya, dosen lulusan Kobe University, Jepang ini meminta
Ombudsman memperbarui kinerjanya, salah satunya perbaikan Standar
Operasional Prosedur (SOP). “Bila perlu Ombudsman juga melibatkan
masyarakat, mahasiswa, dan para akademisi sebagai agen,” paparnya.
Asisten Ombudsman Perwakilan Lampung Dodik Hermanto berjanji
menampung setiap kritik dan saran yang disampaikan para akademisi.
Sementara Ketua Ombudsman RI Perwakilan Lampung Zulhemi menampik
kurangnya sosialisasi. “Buktinya kan sekarang masyarakat tahu
Ombudsman,” ujarnya.
0 komentar:
Posting Komentar