Selasa, 11 November 2014

Bukan Rangkap Jabatan, Tapi Rangkap Urusan?

Presiden terpilih Joko Widodo mengumumkan susunan kabinetnya yang diberi nama Kabinet Kerja pada tanggal 26 Oktober 2014. Jika pada kabinet Indonesia Bersatu terdiri dari 38 Kementerian maka pada Kabinet Kerja terdiri dari 34 Kementerian. Ada beberapa kementerian yang dihilangkan atau digabungkan dengan kementerian lainnya. Dalam pemilihannya, Jokowi  melakukan terobosan baru yakni untuk menjamin bahwa menteri-menteri yang ditunjuknya nanti bersih dari kasus-kasus korupsi maka ia bekerjasama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).

Salah satu statemen Jokowi dalam pembentukan kabinetnya yang menjadi sorotan yaitu “Jangan Ada Menteri yang Rangkap Jabatan”. Setelah pengumuman kabinet dilakukan, memang tidak ada menteri yang ditunjuk memiliki rangkap jabatan, namun pada kenyataannya yang terjadi adalah adanya rangkap urusan. Kementerian baru yaitu Menteri Kemaritiman menjadi pertanyaan mengenai perbedaannya dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Masih belum jelas mengenai tugas pokok dan fungsi antara dua kementerian tersebut. Kementrian Pembangunan Manusia dan Kebudayaan juga tidak jelas dalam bidang apa pembangunan yang akan dilakukan, jika ingin memberdayakan para pengangguran bukannya tumpang tindih dengan Kementerian Sosial, atau ingin memberdayakan anak-anak jalanan agar dapat mendapatkan akses pendidikan, bukannya hal tersebut adalah tugas Kementerian Pendidikan. Hal itu terjadi akibat tidak adanya sosialisasi atau pemaparan mengenai tupoksi masing-masing kementrian sehingga anggapan yang terjadi di masyarakat adalah adanya tumpang tindih urusan pekerjaan di beberapa kementrian.

Selain itu mengenai latar belakang pribadi menteri-menteri yang terpilih juga menuai kontroversi. Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti memiliki mantan suami yang merupakan seorang Warga Negara Asing, sedangkan sebelumnya ada nama-nama yang dianggap layak menjadi menteri karena dianggap bersih namun tidak lolos karena memiliki suami warga negara Timor Leste. Nasionalisme menjadi alasan utama sehingga meskipun memiliki kinerja yang baik, seorang calon menteri tidak bisa serta merta menjadi menteri. Menteri Kehutanan, Siti Nurbaya yang notabene berasal dari Provinsi Lampung memiliki catatan hitam yakni terlibat dalam kasus korupsi di Lampung Barat namun masih bisa lolos dari seleksi ketat KPK. Sedangkan Menteri Marwan Ja’far pernah terlibat dalam kasus plagiator terhadap mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) ketika ia masih menjabat sebagai anggota DPR. Menteri yang dirasa kurang tepat menduduki posisi di kementrian yaitu Menteri Pemuda dan Olahraga karena bukan berasal dari bidangnya tetapi dari politisi. Tidak bisa dipungkiri bahwa dalam pembentukan kabinet kerja Jokowi masih terlihat menguntungkan pihak koalisi partai, seperti Puan Maharani (PDI Perjuangan) menjabat sebagai Menteri Koordinator Pembangunan Manusia, Siti Nurbaya (Partai Nasdem) menjabat sebagai Menteri Kehutanan, dan lain sebagainya.

Dari semua menteri yang ada di kabinet kerja Jokowi, beberapa nama yang dirasa tepat untuk mengisi kementrian yaitu Anis Baswedan sebagai Menteri Pendidikan yang terkenal melalui program Indonesia Mengajar, Ignatius Jonan (mantan direktur utama PT Kereta Api Indonesia) selaku menteri perhubungan, Pratikno sebagai Menteri Sekretaris Negara, dan Nila F Moeloek sebagai Menteri Kesehatan.

Namun, terlepas dari itu semua, keberhasilan kabinet Kerja Jokowi tidak bisa hanya dilihat dari latar belakang pribadi menteri-menterinya saja melainkan dari kinerja yang diberikan demi terciptanya Indonesia yang lebih baik lagi dari segi politik, ekonomi, hukum, dan sosial budaya. Untuk itu, perlu adanya dukungan maupun kritikan dari berbagai pihak agar program kerja yang dibuat dalam masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo bisa terealisasi dengan baik.



Yeen Gustiance


Kajian Pengembangan Keilmuan (KPK) - Himagara Fisip Unila 


0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Karya Tulis dan Info Lomba